Senin, 14 Juli 2014

Menjadi SAHABAT POSITIF! melalui Katekese Gaya Baru

Hari Sabtu, 21 Juni 2014 lalu diadakan sosialisasi Katekese Gaya Baru KAJ yang bertempat di hotel Grand Cemara, Menteng – Jakarta Pusat. Sosialisasi diikuti oleh perwakilan KOMSOS masing-masing Paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta.


Dilatarbelakangi keprihatinan Bapak Uskup dengan banyaknya pemberitaan dan aura-aura negatif yang tersebar di masyarakat sekarang ini, Keuskupan Agung Jakarta melalui Komisi KOMSOS KAJ membentuk sebuah kepanitiaan yang disebut SAHABAT POSITIF! Untuk meluncurkan sebuah bentuk katekese gaya baru.

SAHABAT POSITIF! sendiri terbentuk dengan harapan agar makin banyak yang tergerak untuk bergabung serta mensosialisasikan gerakan ini dan diharapkan nantinya bukan hanya terjadi di lingkungan Gereja Katolik saja, namun juga di lingkungan sekuler. Tujuan utamanya adalah untuk mengajak bangsa Indonesia membawa hal-hal positif dan berpikir positif dalam kehidupan sehari-hari.

Tema besar yang diangkat oleh SAHABAT POSITIF! adalah “MENGHORMATI KEHIDUPAN DAN MENGHARGAI MARTABAT MANUSIA”. Tema ini diambil karena SAHABAT POSITIF! Melihat bahwa di zaman sekarang ini, ada begitu banyak kasus diskriminasi dan kekerasan yang telah melampaui batas keprihatinan. Parahnya, alasan-alasan terjadinya pelecehan, penganiayaan, dan pembunuhan tersebut sering kali begitu sederhana yang mencerminkan betapa tidak berharganya sebuah nyawa.

Ketua Umum Panitia SAHABAT POSITIF!, Rm. Steve Winarto menjelaskan bahwasanya pada awalnya manusia terlahir dari kasih, namun lalu kemudian dikuasai oleh banyaknya permasalahan dunia seperti kemiskinan, kebodohan, kekerasan dalam rumah tangga, sakit, depresi, dan kesepian sehingga kemudian manusia tidak lagi memiliki rasa saling mengasihi.

Saat melihat sesama sedang dirundung masalah, biasanya kita akan mengalami salah satu dari empat reaksi ini; Tidak peduli, bersyukur karena kita punya kehidupan yang lebih baik dari mereka, sedih memikirkan nasib mereka, ataupun yang terakhir adalah tergerak untuk mengurangi penderitaan mereka. Poin keempat inilah yang ingin di angkat oleh SAHABAT POSITIF! Agar kedepannya kita tidak lagi bertanya-tanya why it could happen melainkan What can I do as an action? “Karena kita sama-sama dari tanah, sama-sama manusia, tidak sepantasnyalah kita saling menghakimi,”  jelas Rm. Steve.

Tidak lagi cukup untuk bersyukur dan bersedih. Sekarang saatnya untuk BERAKSI. Mari kita mengungkapkan syukur dengan menjadikan teman-teman kita yang dipandang negatif memiliki hidup yang lebih baik serta mengangkat harkat dan martabat mereka sebagai manusia. “Spectre homini admirabilius” atau “Tidak ada yang lebih berharga selain penghormatan terhadap manusia”.

Lalu apa sebenarnya katekese gaya baru itu sendiri? Tanpa menghilangkan gaya-gaya lama dalam berkatekese—seperti khotbah dan bernyanyi—yang sudah terbukti keberhasilannya, katekese gaya baru sebenernya mau mengajak banyak orang untuk melakukan pewartaan dengan menggunakan kemajuan teknologi komunikasi , multimedia, dan pelbagai sarana lainnya. Cara berkatekese inilah yang terus dikembangkan di Keuskupan Agung Jakarta, sebagai sebuah keharusan di tengah dunia digital dan manusia modern yang tak lagi berbatas ruang dan waktu, ingin serba cepat dan instan.


Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas awal yang dirancang oleh SAHABAT POSITIF! Yang sudah beranggotakan 150 orang dan akan semakin bertambah ini;
1. Menerbitkan Art-Novel dengan judul “POSITIF! NADA UNTUK ASA” yang ditulis oleh novelis best seller: ITA SEMBIRING. Awal dicetak 10.000 copy dan sudah habis terjual lebih dari 3000 copy saat dilaunching di Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading tanggal 14 – 15 Juni kemarin. Akan diedarkan di seluruh wilayah KAJ dan berikutnya akan bekerjasama dengan KOMPAS GRAMEDIA untuk disebar-luaskan keseluruh Indonesia. Buku ini bersifat general alias tidak dikhususkan untuk kalangan gereja saja, sehingga diharapkan melalui jutaan copy yang beredar dapat semakin banyak orang tersadarkan untuk semakin menghormati dan menghargai martabat manusia.
2. Pementasan Drama Musikal Multimedia dengan judul yang sama di Gedung Auditorium Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada hari Sabtu-Minggu 20-21 September 2014 jam 19.30 yang disutradarai oleh Rm. Steve Winarto, Pr. Pementasan ini terbatas untuk kalangan sendiri.
3. Pembuatan dan Penayangan Film Layar Lebar: “POSITIF! NADA UNTUK ASA” di seluruh bioskop-bioskop di Indonesia. Sekarang dalam proses produksi bekerjasama dengan Magma Entertainment dan disutradarai oleh Charles Ghazali. Rencana edar adalah Februari 2015. “Film ini tidak menghabiskan terlalu banyak dana seperti film-film komersial lainnya, tapi kami pastikan bahwa murah bukan berarti murahan,” terang Charles Ghazali.
4. Hasil Finansial Gerakan Positif akan dimanfaatkan untuk pengembangan RS Sint Carolus yang 95 tahun lalu didirikan oleh Gereja kita, Keuskupan Agung Jakarta. RS Katolik tertua di Indonesia ini perlu banyak perbaikan agar dapat bersaing dan semakin banyak orang tidak mampu terlayani. Berdasarkan tanggung jawab sejarah itulah, setiap anggota Gereja KAJ memiliki tanggung jawab itu untuk mengembangkan RS Gereja kita, RS Sint Carolus. Gerakan Positif ini akan sekaligus menyadarkan orang Katolik akan hal ini.

Rm. Steve menjelaskan bahwa tujuan utama dari empat aktivitas tersebut adalah selain untuk membangun kesadaran dan meningkatkan wawasan khalayak untuk terus menghormati kehidupan dan menghargai martabat manusia, namun juga meningkatkan gerakan masyarakat yang “berefek domino” dengan kesadaran bahwa kita—sesuai dengan tema APP—dipilih untuk melayani dengan semangat Gembala Baik dan Murah hati. Mewujudkan dan mengembangkan katekese gaya baru yang menjawab dan mengatasi tantangan zaman dengan memanfaatkan pelbagai media dan teknologi komunikasi dengan segala kecanggihannya. Dan nantinya, apabila ada keuntungan finansial lebih, akan diberikan kepada RS. Sint Carolus sebagai bentuk untuk mengisi tahun Pelayanan 2014 Keuskupan KAJ dengan mendukung pelayanan Gereja di bidang kesehatan, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan modern di Rumah Sakit Katolik Sint Carolus. Beliau sempat berceletuk, “Kalau Rumah Sakit itu untuk orang miskin, maka Rumah Sakitnya jangan jadi miskin. Karena mereka ke Rumah Sakit itu untuk berobat. Kalau Rumah Sakitnya saja tidak dapat menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, bagaimana mereka bisa berobat?”


Cerita POSITIF! Nada untuk Asa sendiri merupakan kisah yang terinspirasi dari kisah nyata dua perempuan yang terinfeksi HIV yang sempat ditayangkan oleh Mata Najwa dengan judul “Hidup dalam Stigma. ”Isu ini dipilih bukan karena ingin menitikberatkan mengenai penyakit HIVnya, melainkan mengenai penghargaan terhadap kehidupan. Yang menarik adalah delapan tahun lalu, Sutradara Charles Ghazali sudah lebih dulu membuat script dengan ide cerita yang sama. Namun karena jalan cerita dipikir terlalu gelap, maka hanya ia simpan sendiri. Sampai akhirnya ada tayangan tersebut dan adanya gerakan dari SAHABAT POSITIF! ini, sehingga ide cerita tersebut bisa digodok bersama dengan Rm. Harry Sulistyo dan Ita Sembiring menjadi suatu naskah yang lengkap.

Untuk yang ingin bergabung atau ingin tahu lebih banyak tentang SAHABAT POSITIF! Bisa langsung datang kekantor KOMSOS KAJ di Gereja Katedral Jakarta atau melalui email di timpositif.kaj@gmail.com dan melalui website www.sahabatpositif.org yang akan segera dilaunching.
Salam Positif!
Oline-VODKA
Kata Kunci : Sahabat POSITIF!, Katekese Gaya Baru, Komsos KAJ, menghargai hidup, manusia