Hai OMK-ers! Kita udah masuk bulan Mei nih, yang rajin doa Rosario
tunjuk tangaaaann :D yang belum, jangan berkecil hati. Semua ada saatnya~
Hampir semua orang Katolik tahu kalo bulan Mei dan Oktober dikhususkan
untuk berdevosi pada Bunda Maria, tak sedikit pula dari kita atau orang tua
kita yang rajin mendoakan devosi ini, bahkan berkunjung ke Gua – Gua Maria
untuk melakukan Ziarah Iman. Penjelasan lebih dalam mengenai Bulan Penuh Rahmat
ini pun tak sulit kita temukan melalui media – media informasi seperti buku
ataupun internet.Tapi yang akan kita pertanyakan kali ini, bagaimana sebenarnya
kita memaknai doa Rosario sebagai orang yang beriman Katolik?
Di zaman modern ini, sering kita lihat orang – orang muda memakai kalung atau gelang Rosario, atau mobil – mobil yang di kaca spion tengahnya tergantung sebuah Rosario. Dalam beberapa acara seperti syukur atas ulang tahun, penerimaan Sakramen Ekaristi (Komuni Pertama) atau Sakramen Penguatan (Krisma), bahkan saat acara peringatan arwah anggota keluarga yang sudah dipanggil Tuhan, Rosario dijadikan sebagai tanda terima kasih. Namun jika dilihat dari presentase kehadiran umat dalam doa Rosario di lingkungan atau wilayah, tak banyak umat, terutama Orang Muda Katolik (OMK) ikut serta. Entah karena doa yang berlangsung sekitar 15-30 menit ini mengundang rasa kantuk, atau pengulangan doa Salam Maria yang membuat bosan.
Apakah kita hanya bangga dengan adanya kalung atau gelang Rosario yang
terpakai di tubuh dan tergantung di dinding rumah atau kamar kita? Atau bahkan
bangga dengan banyaknya koleksi, macam warna, atau bentuk dari rangkaian
Rosario yang kita miliki?
Ketika ditanya, beberapa orang muda mengatakan “gak ada temennya,
kebanyakan bapak – bapak sama ibu – ibu”, atau “lagi banyak tugas/kerjaan nih”.
Kalimat - kalimat tersebut pun muncul sebagai jawaban. Entah apa alasan
sebenarnya mengapa para OMK enggan untuk ikut berpartisipasi dalam doa Rosario
bersama. Namun apapun alasannya, kita sebagai seorang yang beriman Katolik
hendaknya memiliki keinginan yang sungguh dari dalam hati untuk mengungkapkan
rasa terima kasih kita kepada Bunda Penuh Kasih ini.
Untuk kita yang sudah sering mendaraskan doa Rosario, terkadang rasa
malas menjadi hambatan. Entah tertidur saat berdoa, atau lebih memilih tidak
berdoa karena tidak punya banyak waktu luang. Tapi kiranya jangan sampai niat
baik ini mengurungkan rasa syukur terhadap penyertaan Sang Bunda bagi kita,
anak – anak yang dikasihi Tuhan. Sebagai orang muda, biarlah semangat berdevosi
ini mendorong kita untuk tetap tekun berdoa dan bahkan mengajak teman – teman
seiman lainnya untuk bersama – sama mengungkapkan penghormatan kita kepada
Bunda Penolong ini. Kita bisa mulai dengan mengumpulkan beberapa teman untuk
berdoa bersama di Gua Maria Gereja atau dirumah salah seorang teman, bahkan
pergi ziarah dan berdoa Rosario bersama di Gua Maria. Tak harus pergi ke tempat
yang jauh, kita bisa berkeliling ke Gereja – Gereja Paroki lain yang ada di
sekitar Gereja kita, sekaligus menikmati keindahan arsitektur Gereja Katolik
yang pasti akan berbeda dan punya ciri khas masing – masing di setiap tempat.
Melalui kunjungan tersebut kita juga bisa bertemu dengan teman – teman OMK
lainnya dan menambah luas pertemanan kita, agar tak lagi hanya terpaku di
wilayah atau rumah kita sendiri.
Tanpa sadar, Bunda Maria pun juga turut serta menemani kita dalam setiap
aktifitas. Sifat keibuan, kesabaran, ketekunan, dan keteguhan iman Bunda Maria
dalam menghadapi setiap tantangan hidup hendaknya menjadi teladan bagi kita
untuk tetap kuat melalui hari – hari yang seringkali terasa berat untuk
dijalani. Kita hendaknya selalu percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan rencana terbaik-Nya
bagi kita, asalkan kita yakin dan mau berusaha untuk memahami dan belajar dari
setiap pengalaman hidup. Bunda Maria pun akan senantiasa mendoakan dan
mendampingi kita untuk meraih masa depan yang lebih baik bersama Tuhan.
Yesi - St. Albertus Agung
Kata Kunci : Rosario, doa, Bunda Maria, OMK
0 komentar :
Posting Komentar